Senin, 13 Juni 2011

MATERI
Aplikasi Teori Bruner dalam Pembelajaran

1.1 Pengertian teori psikologi pembelajaran
Psikologi belajar atau teori mengajar atau disebut pula dengan teori pembelajaran adalah teori yang mempelajari perkembangan intelektual(mental)siswa. Teori psikologi pembelajaran berisi petunjuk tentang bagaimana semestinya mengajar siswa pada usia tertentu. Didalam teori psikologi megajar terdapat prosedur dan tujuan mengajar yang keduanya tidak bisa dipisahkan.
Teori pembelajaran matematika akan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan sebagai guru matematika, karena dengan menguasai materi ini serta aplikasnya akan meningkatkan wawasan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Guru harus mengetahui tingkat perkembangan mental anak dan bagaimana pengajaran yang harus disesuaikan dengan tahapan-tahapan perkembangan tersebut.
Begitu pentingnya pengetahuan tentang teori pembelajaran dalam sistem menyampaikan materi di depan kelas, sehingga setiap metode pengajaran harus disesuaikan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh ahli pendidikan. Beberapa teori belajar dalam psikologi diaplikasikan dalam pendidikan dan diungkapkan bagaimana implikasinya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Salah satunya yaitu tentang teori bruner, yang akan diterangkan pada sub bab berikut ini

2.2 Teori Psikologi Berdasarkan Teori Bruner.
Teori ini ditemukan oleh Jerome Bruner, Bruner dilahirkan pada tahun 1915. Jerome Bruner, seorang ahli psikologi yang terkenal telah banyak menyumbang dalam penulisan teori pembelajaran, proses pengajaran dan falsafah pendidikan dalam teorinya ia menyaratakan bahwa belajar matematika akan lebih mudah apabila pengajaran diarahkan kepada konsep-kosep dan struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, serta diarahkan pada hubungan antara keduanya., dia juga menyatakan materi yang mempunyai pola atau struktur tertentu akan mudah dipahami dan diingat siswa.
Menurutnya pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan. Diantaranya adalah Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat, Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik, Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.
Bruner menyarankan keaktifam siswa dalam proses belajar secara penuh, melalui teorinya ia mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda(alat peraga). Melalui alat peraga anak akan menemukan keteraturan dan pola yang terstruktur.

Bruner mengungkapkan dalam teorinya bahwa dalam proes pembelajaran anak akan melewati 3 tahap yaitu:
a. Enaktif merupakan tahap dimana peserta didik di dalam belajarnya menggunakan objek-objek secara langsung.
b. Ikonik merupakan tahap dimana anak mulai menggunakan tahap gambar dari objek saja, tidak menggunakan secara langsung.
c. Simbolik merupakan tahap dimana anak mulai menggunakan simbol simbol secara langsungdan tidak ada kaitannya dengan objek-objek.

Dalam pengamatannya bruner kemudian menyusun sebuah teorima/dalil yang kemudian dapat diaplikasikan dalam pembeajaran metematika disekolah. Adapun penjabarannya akan diterangka pada sub bab berikut ini.

2.3 Aplikasi teori bruner pada pembelajaran.
Adapun jumlah teorima bruner berjumlah empat yakni sebagia berikut:
a. Teorima kontruksi(contruction theorem)
Teori ini menyatakan bahwa cara bagi seorang peserta didik untuk memulai belajar konsep dan prinsip didalam matematika adalah dengan mengkonstuksi konsep dan prinsip itu. Jika pengajar ingin mengarahkan kemampuan anak untuk menguasia konsep, teorima, definisi dan semacamnya, anak harus dilatih dan diarahkan untuk melakukan penyusunan representatifnaya.
Jika anak aktif dan terlibat dalam kegiatan mempelajari konsep yang dilakukan dengan jalan memperlihatkan representasi konsep tersebut maka anak akan lebih memahaminya. Apalagi bila penyusunan ide-ide tersebut anak disertai dengan bantuan benda-benda konkrit. Dalam tahap ini anak mendapatkan penguatan yang diakibatkan interaksinya dengan benda konkrit yang dimanipulasinya. Semisal: pembelajaran tentang perkalian yang didasarkan pada prinsip penjumlahan berulang, maka anak diarahkan pada alat peraga berupa garis bilangan. Sebagai contoh untuk memperlihatkan perkalian 3x4, ini berarti pada garis bilangan meloncat 3x dengan loncatan sejauh 4 satuan,


hasil loncatan tersebut kita periksa ternyata hasilnya 12. Dengan mengulangi hasil percobaan seperti itu, anak akan memehami dengan pengertian yang dalam.

b. Teorima notasi(notation theorem)
teorima ini menyatakan bahwa konstruksi permulaan belajar dibuat lebih sederhana secara kognitif dan dapat dimengerti lebih baik oleh peseta didik, jika konstruksi itu menurut notasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik. Ini berarti untuk menyatakan sebuah rumus, maka notasinya harus dapat difahami anak, tidak rumit dan mudah dimengerti.
Notasi yang diberikan juga harus tahap demi tahap dan bersifat berurutan dari yang paling sederhan sampai yang paling rumit, penyajian ini dalam matematika disebut pendekatan spiral. Misalnya untuk menyatakan fungsi
Pembagian sorang guru bisa memebagi bilangan yang dikalikan dengan sebuah benda sebagai pengganti notasi misal 6 : 3 maka dapat ditulis

Dibagi kepada


Maka setiap orang pada gambar itu mendapat bagian masing-masing sebanyak …….

c. Teorima pengkontrasan dan keaneekaragaman(contrast and variation theorem)
teorima ini mentakan bahwa prosedur belajar gagasan-gagasan matematika dari konkrit menuju ke abstrak harus disertakan Pengkontrasan dan variasinya. Pengkontrasan dan variasi sangat penting dalam melakukan pengubahan konsep difahami dengan mendalam, diperlukan contoh-contoh yang banyak, sehingga anak mampu mengetahui karakteristik konsep tersebut. Anak perlu diberi contoh yang sesuai dengan rumusan juga contoh yang tidak sesuai. Harapannya adalah agar anak tidak mengalami salah pengertian terhadap konsep yang sedang dipelajari.
Konsep yang diterangkan dengan contoh dan bukan contoh adalah suatu cara pengkontrasan. Melalui cara ini anak akan mudah memahami arti karakter konsep yang diberikan. Sebagai contoh untuk menjelaskan pengertian persegi panjang, anak harus diberi contoh bujursangkar, belah ketupat, jajar genjang dan bangun yang lain.




d. Teorima pengaitan( conectivity teorem)
Teorima ini menyatakan bahwa dalam matematika setiap konsep, struktur dan ketrampilan dihubungkan dengan konsep, struktur dan ketrampilan yang lain. Hal ini karena ada keterkaitan yang sangat erat baik dari segi isi, namun juga dari segi rumus-rumus yang digunakan. Materi yang satu mungkin merupkan persaratan bagi materi yang lainnya, atau suatu konsep tertentu diperlukan untuk menjelaskan konsep lainnya. Misalnya tentang kuadrat, kuadrat akan ada hubungannya dengan hukum pitagoras serta terkait dengan materi lain seperti persamaan kuadrat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar