Minggu, 19 Juni 2011

materi integral lipat tiga

MATERI
KALKULUS PEUBAH BANYAK
Tentang
INTEGRAL LIPAT TIGA
PADA
KOORDINAT CARTESIUS, TABUNG, DAN BOLA








Tim penyusun : Crisnaini Rurun
Muhamad Makinudin
Umi kulsum
M.rizul arifin
Vico andika cipta
Dosen pembimbing : Ibu Sulistiowati, S,Pd

materi ini disampaikan pada presentasi mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak pada tanggal 10 juni 2011
PEMBAHASAN
Integral lipat 2 kemudian berkembang menjadi integral yang lebih komplek lagi namun kali ini kita akan membahas mengenai integral lipat 3. Konsep dasar tentang integral lipat tiga sebenrnya sama saja dengan integral lipat 2. Tentang urutan pengintegralan tergantung dari bentuknya, namun dalam tiap kasus kita mengharapkan bahwa limit dari sebelah kanan berupa fungsi dua peubah, sedangkan limit tengah berupa fungsi satu peubah, sedangkan fungsi paling kiri (luar) berupa konstanta. Secara umum rumus untuk integral lipat tiga sebagai berikut:




a. Integral lipat tiga pada koordinat cartesius
Pada koordinat cartesius mempunyai sebuh ciri khas untuk koordinat bangun 3 dimensi. Pembahasan menegenai koordinat lebihlanud sebenarnya sudah diterangkan pada sub bab yang telah lalu, secara geometris koordinat cartesius seperti gambar 1.






Gambar 1
Pada umumnya pembahasan menegenai integral lipat tiga pada koordinat cartesius ditujukan untuk menghitung suatu bangun balok ataupun kubus, walaupun juga ada pembahasan mengenai penghitungan integral untuk bangun sembarang pada koordinat caresius namun jumlahnya hanya sedikit. Lebih lanjud untuk menjelaskan integral lipat tiga pada bangun balok seperti penjabaran berikut ini.






Gambar 2
Untuk penggunaan ruus integral lipat tiga pad koordinat cartesiusseperti dituliskan pada pembahasan diatas.


b. Integral lipat tiga pada koordinat tabung
integral lipat tuga kemudian juga digunakan untuk menghitung koordinat pada tabung, lebih lengkap mengenai pembahasan tentang koordinat tabung dijelaskan pad sub bab sebelumnya pad mata kuliah kalkulus peubah banyak,namunsekilas akan kami sampaikan dibawahini. Secara geometri koordinat tabung hampir sama dengan koordinat cartesius terhadap balok . hanya saja terdapat sedikit penambagan berupa lingkaran yang menyinggung garis x dan y (gambar 1), kemudian rumus terhadap koordinta cartesius ditransformasikan ke tabung seperti berikut:
x = r cos ө
y = r sin ө
z = z






gambar 3 gambar 4
Seperti keterangan transformasi dari koordinat cartesius ke tabung diatas kemudian jadilah sebuah rumus integral lipat tiga terhadap koordinat tabung dengan rumus sebagai berikut:



c. Integral lipat 3 pada koordinat bola
Integral lipat tiga terhadap koordinat bola mempunyai pola kerumitan yang lebih bila dibanding dengan tabung. Namun apabila kita memperhatikan lebih seksama mengenai pola dari bangun tiga dimensinya kita akan sedikit lebih faham mengenai perhitungannya. Secara geometris integral terhadap bola dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4

gambar 5 gambar 6
kemudian untuk tranformasi dari koordinat cartesius ke koordinat bola adalag sebagai berikut:
x = r sin ф cos ө
y = r sin ф sin ө
z = r cos ө
Seperti keterangan transformasi dari koordinat cartesius ke bola diatas kemudian jadilah sebuah rumus integral lipat tiga terhadap koordinat bola dengan rumus sebagai berikut:

contoh proposal usaqha

Proposal
Pengembangan Usaha Getok Pisang

Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Dosen pembimbing
Drs Ekbal Santoso.








Oleh :
Muhamad Makinudin


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN PGRI BLITAR
JL.KALIMANTAN NO.111 TELP (0342) 801493
Tahun Pelajaran 2009-2010


1. Rasionalisasi

Buah pisang adalah salah suatu sumber daya alam yang melimpah ruwah di bumi indonesia, di jawa, apalagi di daerah blitar, kita dapat dengan mudah menemukan pisang disetiap pedesaan, hal itu tentunya menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat karena pisang alih-alih juga bisa dimanfaatkan untuk dijual.
Jumlah pisang yang tersedia dipasaran ternyata lebih dari cukup, maka perlunya usaha untuk mengolah pisang menjadi produk lain agar pisang yang menjadi sumber ekonomi masyarakat dapat didayagunakan.
Produk makanan sangat banyak jumlahnya, namun yang benar-benar berbahan lokal masih sedikit kita temui, hal itulah yang menginspirasi pembuatan “getok pisang” yang berbahan dasar pisang( asli indonesia).
Getok pisang biasa digunakan oleh kota-kota lain seperti kediri untuk oleh-oleh para pelancong, karena itu nama getok pisang dikawasan blitar masih sangat minim yang mengetahuinya, apalagi dikota-kota lain di indonesia, maka sangatlah potensial bila produksi getok pisang didirikan di blitar. Sasarannya adalah dipasar-pasar di perumahan-perumahan dan untuk jajanan hajatan-hajatan.
Saat ini usaha produksi getok pisang sudah dapat berjalan namun untuk memenuhi semua pesanan konsomen masih ada sedikit kendala pada modal.

2. Jenis Usaha Yang Diplih

Adapun jenis usaha yang dipilih adalah produksi getok pisang, dengan cara membuat home produksi serta pemasaran dan distribusinya.








3. Struktur Organisasai







4. Tenaga Kerja
Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
A. Bagian produksi terdapat 6 orang terdiri dari 2 orang pemasak merangkap sebagai pembuat bungkus dari daun pisang, dan 4 orang penggiling dan pencetak dalam bungkus
B. Bagian pemasran terdapat 1 orang distributor.
C. Direktur merangkap bagian keuangan terdiri dari 1 orang.


5. Produk dan Produksi
5.1 bahan yang dibutuhkan
• buah pisang (pisang disini pisang raja nangka dan )
• Gula putih.
• daun jati.
• daun pisang.


5.2 proses pembuatan


dimasukkan ember lalu diletakkan dalam karung
dibersihkan


kira-kira 15 menit


ditumbuk sampai tercampur
dan halus



diletakkan dalam wadah
kemudian diambil secukupnya







Keterangan:
1. pengupasan dilakukan oleh 2 orang dengan imbalan kulit pisang tersebut.
2. Ketika memasak pisang ditambahkan daun jati cukup 2 lembar sebagai pewarna alami.
3. Pencetakan dilakukan skaligusdengan pembungkusan dilakukan oleh tangan profesional.
4. Merek berupa kertas dengan ditempel lem pada bungkusnya.
5. Selain itu juga butuh staples untuk merekatkan ujung bungkus.

5.3 produk
produknya seperti tertera dalam gambar berikut ini:




6. Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan dengan menggunkan papan nama pada tempat produksi, sehingga masyarakat dapat mengetahui keberadan dari produksi getok pisang ini. Sedangkan sasaran dari penjualan masyarakat diwilayah blitar saja. Konsumen tetap dari produksi ini adalah:
a. Otlet di pasar (sudah berlangganan)
b. Di warung-warung
c. Pasanan peroragan ( sudah berlangganan)
Sedangkan konsumen yang tidak tetap dari produksi ini adalah masyarakat sekitar yang mempunyai khajad dan memesan kepada rumah produsi.
Adapun rencana dari kami untuk pemasaran dengan memasang iklan via internet dan memasang baleho besar pada jalan raya (yang ditentukan sebeumnya), namun rencana tersebut berbenturan dengan kemampuan produksi yang terbatas.
7. Keuangan
aspek kebutuhan anggaran dana
biaya produksi
buah pisang 100.000,-
gula 40.000,-
bahan masak 20.000,-
pengadaan bungkus 30.000,-
pengadaan merek 20.000,-
total keseluruhan 210.000,-
tenaga kerja
2 pemasak 30.000.-/hari
4 pembungkus dan pencetak 40.000,-/hari
distributor 15.000,-/hari
total keseluruhan 85.000,-
pemasaran
biaya distribusi 20.000,-/hari
perlengkapan
alat masak 50.000,-
alat keuangan 3000,-
total keseluruhan 53.000,-

Dari alokasi dana diatas maka didapat total pengeluaran perhari adalah:
biaya produksi 210.000,-
tenaga kerja 85.000,-
pemasaran 20.000,-/hari
perlengkapan 53.000,-
total 368.000,-
Kemudian setiap harinya produksi getok pisang memproduksi 1000 biji dengan satubiji seharga 450,- jadi perhari uang yang dihasilkan adalah 450.000,-
Jadi laba yang dihasilkan setiap hari adalah Rp 450.000 – Rp 368.000 total Rp82.000/hari dan kurang lebih 2.460.000/bulan
8. Penutup.
Demikian proposal ini kami buat, besar harapan kami agar proposal kami mejadi pertimbangan, atas bantuannya kami sampaikan terima kasih.

Ketahanan Nasional Dalam Bidang Ideologi

MAKALAH
Ketahanan Nasional Dalam Bidang Ideologi

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang dibina oleh Bapak Drs. Miranu Triantoro, M.Pd



oleh :
Muhamad Makinudin NPM 09.31.221
Ade Christa Arianto NPM 09.31.230















SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
03 Januari 2011




KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Ketahanan nasional dalam Bidang Ideologi.” Makalah ini kami tulis untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan pada semester 2.
Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik materiil maupun spiritual, dalam menulis makalah ini tidak mungkin dapat mencapai seperti apa yang tersaji saat ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak-pihak yang membantu proses penyelesaian makalah kami.
Meskipun demikian, tentu dalam makalah ini masih terdapat begitu banyak kekurangan dan belum dapat dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan kami. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak begitu kami harapkan agar dalam pembuatan makalah kami yang berikutnya akan menjadi lebih baik.
Harapan kami semoga makalah ini memberikan wawasan yang lebih luas, bermanfaat bagi kita khususnya, serta bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya. Akhirnya, atas segala perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.



Blitar, Mei 2010



Tim Penyusun
Kelompok 2




DAFTAR ISI



Sampul
Halaman judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 TujuanPenulisan
BAB II Pembahasan
2.1
2.2
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang terletak dalam posisi silang yang strategis dilihat dari kedudukan georafisnya. Di posisi silang mobiltas dunia tersebut, Indonesia benyak mendapat keuntungan yang didapat dalam perkembangannya. Namun tidak hanya itu, pengaruh-pengaruh negative dan penetrasi ideologi asing yang datang dari luar. Tidak hanya ideology liberalisme dari bangsa barat atau komunisme dari rusia atau china tetapi masih banyak yang lain dan itu kurang sesuai dengan kepribadian bangsa.Hal itu tentunya akan menjadi ancaman tantangan yang langsung dan tidak langsung dapat membahanyakan identitas integritas bangsa. Apalagi Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau dengan dengan keanekaragaman suku, bangsa, budaya dsb. Oleh karena itu, untuk survive mempertahankan kelangsungan hidup bangsa harus kita miliki ketahanan nasional untuk tetap menggalang persatuan dan kesatuan untuk menangkal masuknya pengaruh-pengaruh negative yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa ini.
Ketahan nasional yang digunakan sebagai strategi dalam melaksanakan pembangunan tersebut tidak hanya selalu dan bergantung pada pertahanan militer, ekonomi, sosial budaya, serta hukum. Tetapi juga bertumpu dengan kondisi ideal dan unsur-unsur kekuatan nasional yang menjadi ideologi bangsa ini. Karena itulah ketahanan dalam bidang ideologi juga tidak bias dilepaskan dari perannya sebagai ketahanan nasional..Ideologi bangsa memiliki peran yang sangat penting dalam konsepsi ketahanan nasional. Dalam ketahanan ideologinya akan dapat memenuhi dan menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia secara pribadi. Apabila sebagai makhluk sosial, warga masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dari uraian diataslah begitu pentingnya konsep ketahanan nasional yang tidak bisa dilepaskan dengan ideologi bangsa melatarbelakangi pembuatan makalah ini



1.2 Ruang Lingkup Pembahasan
Dari uraian yang melatarbelakagi penulisan makalah ini kami membatasi masalah tersebut dalam beberapa ruang lingkup :
1) Apa pengertian ketahanan nasional di bidang ideologi?
2) Apa tujuan ketahanan nasional di bidang ideologi?
3) Bagaimana upaya meningkatkan ketahanan nasional di bidang ideologi ?
4) Apa saja hal-hal yang menjadi pendukung dan penghambat ketahanan nasional di bidang ideologi ?


1.3 Tujuan penulisan

melihat dari beberapa masalah yang kami rumuskan, makalah ini itulis bertujuan :
1. Mengetahui pengertian ketahanan Nasional di bidang ideologi.
2. mengetahui apa tujuan ketahanan Nasional di bidang ideologi.
3. Mengetahui upaya-upaya meningkatkan ketahanan nasional di bidang ideologi.
4. Mengetahui hal hal yang menjadi pendukung dan penghambat ketahanan nasional di bidang ideologi.









BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ketahahanan Nasional di Bidang Ideologi.
1) Pengertian Ketahanan Nasional
Konsep ketahan nasional merupakan pendekatan yang digunakan bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional. Tiga sudut pandang terhadap konsepsi ketahanan nasional :
A) Ketahanan nasional sebagai kondisi. Bagaimana melihat ketahanan nasional dari keadaan kondisi yang memungkinkan suatu Negara berkemampuan mengembangkan kekuatan nasional sehingga mampu menghadapi segala macam ancaman tantangan hambatan dan gangguan bagi kelangsunagn hidup bangsa.
B) Ketahanan nasional sebagai sebuah pendekatan. Sebagai suatu pendekatan, ketahanan nasional memberikan gambaran pendekatan yang integral (mencerminkan segala aspek atau isi baik saat membangun maupun pemecahan masalah kehidupan). Dalam hal pemikiran, pendekatan ini menggunakan pemikiran kesisiteman.
C) Ketahanan nasional sebagai doktrin. Ketahan nnasional merupaan salah satu konsepsi khas Indonesia yang merupakan ajaran konseptual tentang pengaturan dan penyelenggaraan bernegara.
Terkait ketiga konsep di atas ketahanan nasinal adalah kondisi dinamis suatu bangsa yang beisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan utntuk mengembangkan kekuaan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman tantangan hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam dan luar yang secara langsung atau tidak membahayakan identitas, integritas kelangsungan hidup suatu bangsa dan Negara serta perjuangannya mencapai tujuan nasionalnya.

2) Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata Eidos dan Logos. Eidos berarti melihat mamndang melihat memandang dan Logos berarti Ilmu. Dengan demikian Ideologi merupakan seperengkat gagasan ide, cita-cita dari sebuah masayarakat tentang kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus dicapai dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu.
Terdapat pandangan tentang makna ideologi, diantaranya adalah sebagai berikut :
A) Padmo Wahjono : Kesatuan yang bulat dan utuh dari ide-ide dasar dari segala hal aspek kehidupan manusia di dalam kehidupan berkelompok.
B) Mubyarto : Ideologi adalah sejumlah doktrin kepercayaan dan simbol-simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman kerja (perjuangan) untuk mencapai tujuan mayarakat atau bangsa itu.
C) M. Sastrapratedja : Secara umum dapat dikatakan bahwa ideologi seperangkat alat atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
Berdasarkan batasan-batasan di atas, maka dapatlah di kemukakan bahwa ideologi merupakan seprangkat ide atau gagasan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh suatu bangsa yang bersangkutan untuk dijadikan sebagai pandangan da petunjuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa maupun bernegara.
Ketetapan bangsa Indonesia bahwa Pancasila adalah ideologi bagi bangsa Indonesia. Adapaun makna Pancsila sebagai ideologi nasional adalah bahwa nilai-nilai yang rkandung dalam ideologi Pancasila menjadi cita-cita normatif penyeleggaraan bernegara. Secara luas dapat diartikan bahwa visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan yang ber-Kemanusiaan yang ber-Persatuan yang ber-Kerakyatan dan yang ber-Keadilan.
Dengan konsepsi di atas maka Pancasila sebagai ideologi berarti bahwa Pancasila merupakan keseluruhan gagasan, pandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai bangsa Indonesia yang secara normatif diwujudkan dalam kehdupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
3) Kaitan Ketahanan Nasional dengan Ideologi
Konsep ketahanan di bidang ideologi dimanifestasikan sebagai kondisi mental bangsa dengan berlandaskan keyakinan kebenaran ideologi Pancasila yang memiliki kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional, serat kemampuan menangkal interfensi nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dan ideologi asing yang datang dari luar.

B) Tujuan Ketahanan Nasional dalam Bidang Ideologi
Dengan ketahanan nasional khususnya dalam bidang ideology memiliki tujuan yang sangat penting guna dipakai sebagai dasar cita-cita bersama dari ketahanan nasional yang dibangun dari kemntapan ideology dengan begitu dapat menangkal berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan ganguan seperti penetrasi ideologi asing dan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa. Dengan begitu, memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang bertujuan kesejahteraan rakyat dan kelngsunga hidup bangsa.
Ketahanan nasional di bidang ideologi juga ditujukan untuk mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik dar luar atau dalam negeri yang secara langsung atau tidak membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai landasan negara.


C) Upaya-upaya untuk meningkatkan Ketahanan Nasional di bidang ideologi.
Suatu kondisi mental bangsa yang mampu menggalang kekuatan untuk mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan intervensi dan penetrasi ideology asing tidak akan terwujud dalam keadaan yang riil, tanpa dijabarkan dan diimplementasikan secara langsung. Oleh karena itu perlu upaya-upaya yang dapat meningkatkannya.
Suatu ide tidak akan menjadi cita-cita yang nyata tanpa diikuti dengan penuangan secara tertulis disertai upaya pencapaian cita-cita tersebut. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menuangkan ide tersebut secara tertulis, yang kemudian dijabarkan lagi dalam peraturan yang mendasari Negara tersebut. Yang kemudian ditingkatkan lagi dengan bentuk tindakan operasional dalam rencana dan program kerja yangmelibatkan semua pihak.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan nasional di bidang ideology :
a. meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati ideology pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, tujuan dan cita-cita bersama bangsa Indonesia untuk mencapai kesejahteraan bersama dan mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dari berbagai ancaman.
b. Memahami ideology pancasila sebagai milik bersama bangsa Indonesia dan sebagai alat pemersatu bangsa dari perbedaan-perbedaan yang ada.
c. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air dengan berperan secara aktif dalam pembangunan bangsa dan negara.
d. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap undang-undang yang berlaku.
e. Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa.
Dengan beberapa upaya tersebut akan mampu meningkatkan kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional, serat kemampuan menangkal interfensi nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dan ideologi asing yang datang dari luar.
D). Hal-hal yang Menjadi Faktor Penghambat dan Pendukung Ketahanan Nasional Di Bidang Ideologi.
Ancaman terhadap kedaulatan Negara bisa menjadi hambatan dalam peningkatan ketahanan nasional dalam bidang ideologi. Seperti timbulnya jaringan terorisme internasional di dalam negeri yang menyebarkan ajaran-ajaran yang kurang sesuai dengan kepribadian bangsa. Aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras dan agama serta ideology di luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki keterkaitan dengan kekuatan-kekuatan di luar negeri. Dampak negatif Globalisasi juga akan menjadi hambatan bagi ketahanan nasional Indonesia.










2.1










BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketahanan Nasional dalam bidang ideology adalah>>bertujuan>>yang dapat di upayakan dengan>>hal-hal yang menghambat>>dan di dukung oleh hal-hal seperti>>

3.2 Saran
Ketahanan nasional dalam Bidang Ideologi begitu penting. Oleh karena itu akan lebih baik jika>>




















DAFTAR PUSTAKA

Sunarto, agung Hartono; Perkembangan Peserta Didik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Panut Panuju, Ida Umami ; Psikologi Remaja, PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 1999
Hasbullah ; Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT. RajaGravindo Persada, Jakarta, 2001

contoh proposal kewirausahaan

Proposal
Pengembangan Usaha Getok Pisang

Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Dosen pembimbing
Drs Ekbal Santoso.








Oleh :
Muhamad Makinudin


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN PGRI BLITAR
JL.KALIMANTAN NO.111 TELP (0342) 801493
Tahun Pelajaran 2009-2010


1. Rasionalisasi

Buah pisang adalah salah suatu sumber daya alam yang melimpah ruwah di bumi indonesia, di jawa, apalagi di daerah blitar, kita dapat dengan mudah menemukan pisang disetiap pedesaan, hal itu tentunya menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat karena pisang alih-alih juga bisa dimanfaatkan untuk dijual.
Jumlah pisang yang tersedia dipasaran ternyata lebih dari cukup, maka perlunya usaha untuk mengolah pisang menjadi produk lain agar pisang yang menjadi sumber ekonomi masyarakat dapat didayagunakan.
Produk makanan sangat banyak jumlahnya, namun yang benar-benar berbahan lokal masih sedikit kita temui, hal itulah yang menginspirasi pembuatan “getok pisang” yang berbahan dasar pisang( asli indonesia).
Getok pisang biasa digunakan oleh kota-kota lain seperti kediri untuk oleh-oleh para pelancong, karena itu nama getok pisang dikawasan blitar masih sangat minim yang mengetahuinya, apalagi dikota-kota lain di indonesia, maka sangatlah potensial bila produksi getok pisang didirikan di blitar. Sasarannya adalah dipasar-pasar di perumahan-perumahan dan untuk jajanan hajatan-hajatan.
Saat ini usaha produksi getok pisang sudah dapat berjalan namun untuk memenuhi semua pesanan konsomen masih ada sedikit kendala pada modal.

2. Jenis Usaha Yang Diplih

Adapun jenis usaha yang dipilih adalah produksi getok pisang, dengan cara membuat home produksi serta pemasaran dan distribusinya.








3. Struktur Organisasai







4. Tenaga Kerja
Adapun tenaga kerja yang dibutuhkan pada masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
A. Bagian produksi terdapat 6 orang terdiri dari 2 orang pemasak merangkap sebagai pembuat bungkus dari daun pisang, dan 4 orang penggiling dan pencetak dalam bungkus
B. Bagian pemasran terdapat 1 orang distributor.
C. Direktur merangkap bagian keuangan terdiri dari 1 orang.


5. Produk dan Produksi
5.1 bahan yang dibutuhkan
• buah pisang (pisang disini pisang raja nangka dan )
• Gula putih.
• daun jati.
• daun pisang.


5.2 proses pembuatan


dimasukkan ember lalu diletakkan dalam karung
dibersihkan


kira-kira 15 menit


ditumbuk sampai tercampur
dan halus



diletakkan dalam wadah
kemudian diambil secukupnya







Keterangan:
1. pengupasan dilakukan oleh 2 orang dengan imbalan kulit pisang tersebut.
2. Ketika memasak pisang ditambahkan daun jati cukup 2 lembar sebagai pewarna alami.
3. Pencetakan dilakukan skaligusdengan pembungkusan dilakukan oleh tangan profesional.
4. Merek berupa kertas dengan ditempel lem pada bungkusnya.
5. Selain itu juga butuh staples untuk merekatkan ujung bungkus.

5.3 produk
produknya seperti tertera dalam gambar berikut ini:




6. Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan dengan menggunkan papan nama pada tempat produksi, sehingga masyarakat dapat mengetahui keberadan dari produksi getok pisang ini. Sedangkan sasaran dari penjualan masyarakat diwilayah blitar saja. Konsumen tetap dari produksi ini adalah:
a. Otlet di pasar (sudah berlangganan)
b. Di warung-warung
c. Pasanan peroragan ( sudah berlangganan)
Sedangkan konsumen yang tidak tetap dari produksi ini adalah masyarakat sekitar yang mempunyai khajad dan memesan kepada rumah produsi.
Adapun rencana dari kami untuk pemasaran dengan memasang iklan via internet dan memasang baleho besar pada jalan raya (yang ditentukan sebeumnya), namun rencana tersebut berbenturan dengan kemampuan produksi yang terbatas.
7. Keuangan
aspek kebutuhan anggaran dana
biaya produksi
buah pisang 100.000,-
gula 40.000,-
bahan masak 20.000,-
pengadaan bungkus 30.000,-
pengadaan merek 20.000,-
total keseluruhan 210.000,-
tenaga kerja
2 pemasak 30.000.-/hari
4 pembungkus dan pencetak 40.000,-/hari
distributor 15.000,-/hari
total keseluruhan 85.000,-
pemasaran
biaya distribusi 20.000,-/hari
perlengkapan
alat masak 50.000,-
alat keuangan 3000,-
total keseluruhan 53.000,-

Dari alokasi dana diatas maka didapat total pengeluaran perhari adalah:
biaya produksi 210.000,-
tenaga kerja 85.000,-
pemasaran 20.000,-/hari
perlengkapan 53.000,-
total 368.000,-
Kemudian setiap harinya produksi getok pisang memproduksi 1000 biji dengan satubiji seharga 450,- jadi perhari uang yang dihasilkan adalah 450.000,-
Jadi laba yang dihasilkan setiap hari adalah Rp 450.000 – Rp 368.000 total Rp82.000/hari dan kurang lebih 2.460.000/bulan
8. Penutup.
Demikian proposal ini kami buat, besar harapan kami agar proposal kami mejadi pertimbangan, atas bantuannya kami sampaikan terima kasih.

terorisme di indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Runtuhnya komunisme di akhir dekade 90-an membawa implikasi baru bagi keseimbangan kekuatan di dunia (Samuel P.Huntington dalam the clash of civilzation,1993) memprediksi bahwa plularisme konflik akan bergeser dari kapitalisme vs komunisme menjadi konflik antara peradaban barat dan timur, prediksi itu kini terbukti, runtuhnya menara kembar Word Trade Center pada 11 september 2001 menjadi tanda baru era konflik ditataran global (negara barat dan sekutunya vs islam radikal yang digawangi negara kawasan timur).
Ironisnya, Indonesia menjadi salah satu titik strategis , karena standar keamanan yang rendah, mudahnya memalsukan dokumen dan pengawasan yang minim terhadap bahan-bahan eksplosif menjadikan negri ini tempat yang ideal untuk merancang dan mempersiapan aksi terorisme.
Berdasarkan analisis berbagai bukti dan saksi yang telah diamankan, ternyata tidakan para terorisme yang sekarang tengah menghantui indonesia erat kaitannya dengan aksi terorisme di negara filipina dan afganistan. Fakta ini menguatkan pendapat bahwa aksi terorisme di indonesia saat ini berkaitan dengan radikal islam pada level internasional, terlepas dari hal di atas bagaimana pun terorisme harus dipandang sebagai hal yang harus dibasmi, karena aksi terorisme berdampak kepada kerusakan baik pada infrastruktur, keamanan nasional, dan stabilitas bangsa indonesia sendiri, perlunya kajian lebih dalam akan kewaspadaan nasional terhadap eksistensi terorisme di indonesia menjadikan makalah ini dibuat.


2. Rumusan masalah
Adapun pada makalah kami mempunyai pembahasan sebagaimana berikut:
1. Apa yang dimaksud terorisme?
2. Apa hal yang mendasari lahirnya terorisme di indonesia?
3. Mengapa terorisme perlu diwaspadai?
4. Bagaimana cara meningkatkan kewaspadaan nasional terhadap terorisme?

3. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Agar para mahasiswa mengetahui hakikat terorisme?
2. Agar para mahasiswa mengetahui mengapa terorisme dapat berkembang diindonesia.
3. Agar para mahasiswa mengetahui cara meningkatkan kewaspadaan terhadap aksi terorisme





BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Terorisme
Ada beberapa pendapat tentang makna istilah terorisme, yaitu istilah “teror”, “teroris” dan istilah “terorisme” itu sendiri. Secara tata bahasa, “teror” artinya adalah usaha menciptakan ketakutan, kengerian atau kekejaman oleh seseorang atau golongan. “teroris” adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut. Sedangkan istilah “terorisme” itu sendiri mengandung arti penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai suatu tujuan.
Dari rumusan “pelaku” di atas, maka tindak pidana terorisme dapat saja dilakukan oleh hanya satu orang saja, atau kelompok orang (sebagai sebuah jaringan baik nasional maupun internasional) maupun oleh korporasi.
landasan hukum untuk tindak pidana terorisme yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, yang mulai berlaku tanggal 18 Oktober 2002. Dan Perpu ini telah disahkan oleh DPR RI menjadi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 ini, maka aparat penegak hukum di Indonesia telah mempunyai landasan legalitas yang kuat untuk melakukan tindakan terhadap perbuatan-perbuatan yang masuk dalam kategori tindak pidana terorisme.

2. Hal Mendasari Lahirnaya Terorisme di Indonesia
Karakteristik yang berbeda dari setiap negara menyebabkan tumbuh kembangnya kelompok teror juga berbeda. Tetapi secara umum negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura telah masuk dalam radar organisasi teroris yang mengatas namakan Islam dengan pembentukan aksi teror kepada pusat-pusat dari kekuatan negara barat pada negara-negara tadi terutama di indonesia.
Adapun beberapa hal yang dapat dijadikan sebab lahir dan suburnya terorisme di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Sejarah perjuangan bangsa kita yang tidak takut mati masih ada di dalam diri kita, sehingga apabila ada bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki karakter perlawanan tidak takut mati adalah hal yang wajar.
2. Mayoritas umat Islam Indonesia membawa sejarah bawah sadar kecurigaan yang kuat terhadap intervensi Barat sebagaimana terjadi dalam perang Nusantara di Indonesia dan perang Salib di dunia, kejanggalan kasus sejarah Afghanistan, yang saat ini masih diwarnai konflik bersenjata, juga pada situasi di Irak dan Lebanon hal ini dinilai upaya sebagai politik bangsa barat untuk labelling Islam teroris. yang menimbulkan kebencian dari para agamis yang fanatik.
3. Indonesia adalah lahan yan sangat subur bagi lahirnya radikal kanan (versi pemerintah) karena kebijakan represi yang salah sasaran dari pemerintah Orde Baru. Pada era reformasi ada perbaikan dimana dialog telah terjadi dari berbagai elemen bangsa sehingga dapat dicapai suatu keadaan yang lebih adil di masa mendatang. Di lahan yang subur karena 40 juta rakyat kita masih miskin, sementara korupsi masih merajalela.
4. Melakukan aksi teror di Indonesia relatif lebih mudah karena aparat keamanan, khususnya pengamanan instalasi baik tempat umum, maupun khusus memiliki tingkat disiplin yang rendah.
5. Seluruh elemen teroris Indonesia adalah asli buatan dalam negeri, yaitu kelanjutan dari elemen-elemen sejarah bangsa yang di sebutkan di atas. Peristiwa internasional merupakan elemen yang memperkuat dan mempercepat pertumbuhan kelompok teroris. Misalnya pengalaman berjihad di Afghanistan dan Filipina Selatan, komunikasi dengan Al Qaeda, dengan elemen radikal Wahabbi dan elemen jihad salafy ataupun gerakan militer Ikhwanul Muslimin.
6. Catatan yang tidak kalah pentingnya khususnya dalam fenomena ke Indonesiaan. Yaitu para teroris sebagaimana juga mayoritas orang Indonesia berpikir lokal dan beraksi lokal pula, hal itu karena sangat lemah pengetahuannya dalam skala internasional, sehingga lebih mudah beroperasi di Indonesia, hal ini pula yang mendasari aksi sejumlah warga negara Malaysia dalam aksi teror di Indonesia.
3. Mengapa Terorisme Perlu Diwaspadai
Bagaimana pun latar belakang dari terorisme akan selalu membawa hal yang merugikan terutama kepada masyarakat, terlepas dari itu indonesia adalah bangsa yang terdiri dari masyarakat yang heterogen, salah dalam mengolah hal tersebut tentunya akan menghasilkan konflik yang berkepanjangan yang berujung pada terhambatnya proses pembangunan.
Namun ternyata bila dipelajari terhadap sejarah kebangsaan ternyata konflik di indonesia timbul bukan karena masalah ke heterogenan masyarakat saja tapi juga pada sebab-sebab lain seperti idiologi, politik, hukum, ekonomi dan sumber daya manusia. Ralf Dahrendrof (1958:241) seorang pakar sosiologi menyatakan, konflik merupakan fenomena yang selalu hadir dalam setiap masyarakat, beliau juga menyatakan bahwa perbedaan pendapat dan kepentingan diantara masyarakat merupakan hal yang alamiah dan tidak dapat dihindari.
Harus diakui akibat dari munculnya konflik dan teror akan mengakibatkan kerusakan dan kerugian material mungkin namun dampak terbesar dari konflik dan teror adalah aspek psiko sosial masyarakat, dengan artian masyarakat akan selalu dihinggapi rasa takut dan tidak aman, akibatnya diantara kelompok masyarakat timbul saling curiga dan mengikis rasa kepercayaan terhadap negara lain (rozi,dkk,2006;206). hal inilah kenapa terorisme dan peluang munculnya konflik harus kita hindari semaksimal mugkin.
4. Upaya Untuk Mewaspadai Tindakan Terorisme
Masih berkembangnya pandangan masyarakat yang terkesan tidak mendukung upaya pemerintah dalam memerangi terorisme tentunya akan semakin membahayakan bagi bangsa ini.
Oleh karena itu perlu ditumbuh kembangkan sikap kewaspadaan agar konflik dan aksi terorisme tidak tumbuh subur di negara kita. Adapun subyek yang harus mewaspadai aksi terorisme bukan hanya aparat tapi juga seluruh komponen bangsa yang lain, upaya-upaya itu diantaranya adalah:
1. Menyamakan pandangan bagi seluruh elemen masyarakat dalam mensikapi aksi-aksi teror.
2. Meningkatkan peranan tokoh masyarakat dalam andilnya memberikan pencerahan dan wawasan kepada masyarakat tentang terorisme dalam perspektif yang benar, agar pelaku terorisme tidak dapat mengembangkan pengaruhnya di indonesia.
3. Peran serta aparat pemerintahan (pemda) diberbagai tingkatan dalam monitoring setiap perpindahan penduduk untuk mencegah pelaku teror menyembunyikan identitas.
4. Perlunya koordinasi yang sinergis antara instansi terkait guna mempersempit gerak para pelaku teroris.
5. Pengenalan tentang terorisme sudah mulai diajarkan sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal terutama keagamaan.
6. Kesiap siagaan aparat keamanan terhadap peristiwa yang berpotensi menimbulakan konflik dan aksi terorisme.


BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari sini kita bisa menggaris bawahi beberapa hal penting diantaranya, terorisme merupakan suatu usaha menciptakan ketakutan, kengerian atau kekejaman oleh seseorang atau golongan Sedangkan istilah “terorisme” itu sendiri mengandung arti penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Pelakunya bisa dilakukan oleh hanya satu orang saja, atau kelompok orang maupun oleh korporasi. Indonesia menjadi tempat yang subur untuk mengadakan rekrutmen dan pengadaan aksi terorisme karena sebab-sebab berikut:
1. Lemahnya aparatur keamanan indonesia
2. sikap hidup bangsa indonesia yang yang gigih berani melawan ketidakaadilan masih ada.
3. Mayoritas masyarakat indonesia adalah islam, dengan pemberian doktrin-doktrin yang memupuk keyakinan, maka indonesia menjadi sasaran empuk untuk rekrutmen teroris.
4. Dan lain sebagainya.
Bagaimanapun latar belakang dari aksi terorisme akan membawa dampak yang merugikan bagibangsa kita, karenaitu itu kwaspadaan terhadap terorisme sangatlah penting, kebanyakan kasus terorisme diindonesia melibatkan unsur agama yang mempengaruhi orang sampai rela mati untuk kepentingan teroris mak sekalilagi kewaspadaan dariseluruh elemen masyarakat sangatlah penting. Kita bisa menanamkan kewaspadaan dengan
a. Menyamakan pandangan dalam mensikapi terorisme
b. Meningkatkan peranan tokoh masyarakat dalam andilnya memberikan pencerahan dan wawasan kepada masyarakat tentang terorisme
c. Perlunya koordinasi yang sinergis antara instansi terkait guna mempersempit gerak para pelaku teroris.
d. Pengenalan tentang terorisme sudah mulai diajarkan sejak dini.
e. Kesiap siagaan aparat keamanan

2. Saran
Saran dari kami setelah dibutnya makalah ini dalah kita sebagiaagen of cange harussenantiasa melakukan kewaspadaan tergadap aksi-aksi terorisme, dengan selalu membentengi diri dari pendapat-pendapat maupun pandangan-pandangan yang menimbulkan asumsi negatif, kita juga harus memberi wawasan kepada masyarakat yang kita tempati tentang perspektif yang benar sehingga tidaka ada orang disekitar kita yang ikut terlibat, membantu apaartur negara dengan membantu kestabilan keamanan semampu kita, terus belajar menjadi manusia indonesia yang berakhlakbaik dan bermanfaat bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Purwanto,h,wawan.2004.terorisme ancaman tiada akhir.jakarta:grafindo
Tim,madpres.2005.berkawan dengan bom.yogyakarta:media presindo

Senin, 13 Juni 2011

sejarah pgri

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Persatuan Guru Republik Indonesia yang kemudian kita kenal dengan sebutan PGRI merupakan satu dari organisasi yang beranggotakan guru yang tidak melihat latar belakang, agama, tingkat pendidikan, satuan pendidikan dan hal lain. Tentunya kenapa PGRI didirikan mempunyai maksud tertentu. Sejarah telah menulis terbentuknya PGRI berawal dari banyaknya berdiri organisasi masyarakat yang berlatar guru, untuk membantu perjuangan Bangsa Indonesia.
Kemudian muncullah sebuah gagasan untuk mempersatukan para guru dalam suatu wadah dengan misi dan visi yang sama, maka ketika proklamasi kemerdekaan diikrarkan rencana itu semakin matang hingga disusunlah kongres PGRI pertama di Surakarta.
Namun ternyata proklamasi kemerdekaan tidak serta merta membuat Indonesia terbebas. Ternyata dari pihak penjajah tidak terima begitu saja. Disinilah kemudian timbul sebuah pertanyaan yakni seperti apa situasi sejarah di awal terbentuknya PGRI, bagaimana pula situasinya dan sepeti apa andil PGRI selang waktu 1945-1958 dalam membantu perjuangan Bangsa Indonesia, atas dasar latar belakang itulah dibuatnya makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini terdapat beberapa rumusan permasalahan diantaranya:
1. Apa yang melatar belakangi terbentuknya PGRI?
2. Bagaimana hasil kongres pertama PGRI?
3. Apa wujud peranan PGRI setelah dibentuk di masa perjuangan fisik tahun 1945 – 1950?
4. Bagaimana perkembangan organisasi PGRI periode 1950 – 1959
5. Apa hakeket berdirinya PGRI?



1.3 Tujuan Penulisan
Adapun makalah kami ini bertujuan untuk :
1. Agar para mahasiswa dapat lebih mengetahui konsep tentang sejarag PGRI di zaman pasca proklamasi.
2. Agar mahasiswa khususnya penyusun makalah dapat lebih mendalami sehingga bisa membantu mahasiswa lain dalam memahami bab ini.
3. Agar mahasiswa mampu dan siap untuk menjadi pengajar yang professional.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Terbentuknya PGRI
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 telah merombak kehidupan masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang. Tantangan-tantangan yang lahir adalah merebut kekuasaan dari tangan penduduk Jepang dan mempertahankan kemerdekaan dari serangan kolonial Belanda. Bangsa Indonesia bertekad menyusun dan menata kehidupan berpemerintahan dan bernegara selayaknya suatu bangsa yang merdeka. Gelora Revolusi Indonesia, berkobar dalam berbagai segi. Dari sinilah muncul berbagai organisasi salah satunya adalah PGRI.
Ide ini pertama digagas oleh bapak Rh. Koesnan, yang kemudian mengajak beberapa orang untuk membentuk sebuah persatuan guru yang mempersatukan semua guru dengan tidak memandang latar belakang agama,pendidikan, dan asal usul sehingga tidak terjadi perpecahan organisasi guru seperti pada masa kolonial. Setelah diadakan pertemuan akhirnya sepakat dibentuklah organisasi guru dengan nama Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) dengan bapak Koesnan sebagai ketuanya.

PGSI dibawah pimpinan bapak Koesnan dengan beberapa anggota sepakat ingin mengajak semua guru untuk bergabung dengan PGSI dengan mengadakan kongres di Surakarta. Karena pada waktu itu serba sulit maka kongres akan diadakan pada akhir November 1945.

Kongres pertama PGRI ini berlangsung selama dua hari, sabtu dan minggu tanggal 24 dan 25 November 1945 yang bertempat di Sekolah Guru Putri Surakarta.

2.2 Hasil Kongres Pertama PGRI
Setelah menetapkan waktu dan tempat kongres diadakan maka tanggal 24 kongres pertama PGRI dimulai dan diakhiri pada tanggal 25 keesokan harinya. Dalam kongres tersebut diambil beberapa keputusan antara lain:
1. Memutuskan nama organisasi adalah PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) dari usul-usul yang masuk.
2. Memutuskan bahwa Amin Singgih sebagai ketua formatur.
3. Kemudian dalam pasal I Anggarn Dasar pertama ditetapkan bahwa susunan pengurus besar terdiri dari:
Pusat PGRI dipimpin oleh pengurus besar yang terdiri dari:
a. seorag ketua
b. dua orang wakil ketua
c. dua orang penulis
d. dua orang bendahara
e. empat orang anggota
Sedikit-dikitnya seorang dari para pengurus besar harus anggota putri.
4. Azas dan tujuan organisasi, pasal II Anggaran Dasar pertama.
PGRI berazas kedaulatan anggotanya dan bertujuan:
a. Memperkuat berdirinya Republik Indonesia
b. Memperbaiki dan menyempurnakan pendidikan dan pengaaran rakyat Indonesia
c. Memperhatikan kedudukan kaum pendidikan dalam masyarakat
d. Menolong anggota serta keluarga yang menderita kesusahan
5. Rencana perjuangan pasal III
a. menganjurkan kepada anggotanya supaya menyokong dengan nyata semua macam perjuangan untuk menegakkan Republik Indonesia
b. mengharuskan anggotanya:
1. memperhebat pendidikan dan mempercepat pengajaran
2. mengadakan fonds pertolongan

Kemudian diteruskan pada kongres tersebut pokok-pokok pikiran PGRI tentang pendidikan, pengajaran dan sistem persekolahan di Negara Republik Indonesia. Beberapa keputusan yang diambil antara lain:
1. Sekolah Rendah tiga tahun agar dihapuskan dan diganti dengan menjadi enam tahun.
2. Sekolah Menengah menjadi dua, yaitu menengah pertama 3 tahun dan menegah atas 3 tahun.
3. Pemberantasan buta huruf agar digerakkan untuk seluruh rakyat Indonesia.
4. Sekolah Guru untuk Sekolah Rakyat agar didirikan dengan lama belajar empat tahun sesudah Sekolah Rakyat.

Kehadiran para guru dalam kongres tersebut sangatlah memiliki andil besar dalam kemajuan pendidikan di Indonesia, bahkan pada waktu itu masih dalam keadaan yang serba sulit dan peperangan mempertahankan kemerdekaan masih berkecamuk dimana-mana. Pada waktu kongres sedang berlangsung pada tanggal 25 November terjadi pemboman kota Surakarta terutama pada instalasi penting seperti kantor RRI yang jaraknya dekat dengan lokasi kongres. Sehingga penutupan kongres berlangsung cepat. Pada akhirnya terbentuklah organisasi guru di Indonesia pasca kemerdekaan dan setiap tanggal 25 November diperingati sebagai hari lahirnya PGRI.

2.3. Wujud Peranan PGRI Setelah Dibentuk di Masa Perjuangan Fisik Tahun 1945 - 1950

PGRI menjadi salah satu organisasi yang menjadi pelopor dan tampil dimuka dalam menghadapi ancaman dan tantangan pada masa mempertahankan kemerdekaan. Para anggota PGRI diminta turut serta dalam mempertahankan kemerdekaan tanpa melupakan tugas pokoknya dibidang pendidikan serta mendesak pemerintah agar pemberantasan buta huruf segera digalakkan.
Periode tahun 1945 – 1950, perjuangan organisasi dititikberatkan pada perjuangan menegakkan dan menyelamatakan kemerdekaan. Usaha pengisian pendidikan mulai terasa dari pendidikan yamg bernafaskan kolonial menuju kependidikan nasional. Sebagai media organisasi pada tahun 1948 mulai diterbitkan majalah GURU SASANA yang kemudian menjadi SUARA GURU.

Dalam bidang luar negeri pada tahun 1948 mulai diliris hubungan dengan NEA (National Education Asosiation) yang merupakan persatuan guru – guru Amerika,yang antara lain mengundang PGRI melakukan peninjauan pendidikan di USA selama 8 bulan.

Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh pemerintah Belanda pada 27-12-1949 memberikan suasana baru dalam perkembangan PGRI. Mulai tahun 1950 PGRI mulai menata lagi organisasinya yang telah berserakan karena Negara – Negara bagian bentukan Belanda yang ingin memecah belah kesatuan Negara Indonesia. Namun terbentuknya organisasi–organisasi di daerah–daerah tersebut secara sadar dibentuk sebagai alat perjuangan bagi para guru yang tetap setia pada Proklamasi 17-08-1945. atas dasar tersebutlah pada tahun 1950 diadakan kongres PGRI secara berurutan yaitu kongres ke IV bulan Februari 1950 di Yogyakarta dan kongres ke V bulan Desember di Bandung.

Dalam kogres ke IV di Yogyakarta PGRI melopori persatuan dan kesatuan bangsa dengan kerelaan dan keikhlasan menyatukan diri dalam satu wadah organisasi guru yaitu PGRI. PGRI kembali mengumandangkan maklumat persatuan pada saat pertentangan dan rasa saling curiga antara golongan republik dan golongan federal sedang memanas. Para guru sepakat menghapus semua rasa curiga antar sesama bangsa Indonesia serta menumpas rasa kedaerahan dan mengajak untuk bersatu dalam wadah PGRI. Maklumat ini mendapat sambutan masyarakat dan mendapat penghargaan dari pemerintah.
Kemudian pada kongres ke V PGRI kembali membuat kejutan dengan mengubah azas dalam anggaran dasarnya. Pada saat itu organisasi–organisasi beranggapan bahwa pancasila adalah dasar Negara sehingga organisasi hanya dapat memilih satu atau dua dari sila Pancasila. Pada kongres tersebut secara berani , para peserta kongres memilih pancasila sebagai azas PGRI ketimbang keadilan sosial. Barangkali PGRI adalah organisasi pertama yang memakai pancasila sebagai azasnya.

2.4 Perkembangan Organisasi PGRI Periode 1950 – 1959

Pada tahun 1950 – 1959 merupaka tahun–tahun perkembangan dan pemekaran PGRI. Hasil dari jerih payah selama ini dapat dirasakan dan dapat dibanggakan hasilnya. Dalam masa ini kongres ke VI PGRI digelar yang bertempat di Malang pada bulan November 1952. pada kongres inilah lahir “Mars PGRI” yang diciptakan oleh Sdr. B. Endro Pranoto.
Meskipun demikian ,hampir saja ada kegoncangan dengan lahirnya organisasi – organisasi :
a. Ikatan Pemilikan Sekolah / Pemilikan Sekolah Kabupaten
b. Ikatan Direktur Sekolah Menengah Pertama Jatim
c. Ikatan Guru CVO (Christelijke Volk Onderwijzers) Jogja
d. PGTI,SB,PPK / SSP
Dan masih banyak lagi yang merasa kepentingannya belum dapat terurus oleh PGRI.

2.5 Hakekat Berdirinya PGRI

Apabila kita meneliti bunyi mukadimah AD/ART dan meneliti kehidupannya dari lahir hingga saat ini, maka hakekat berdirinya PGRI adalah:

1. PGRI lahir karena hikmah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dan merupakan manifestasi aspirasi guru Indonesia.
2. PGRI hanya commited terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
3. PGRI berbatang tubuh sebagai suatu organisasi yang berlandaskan Proklamasi, suatu organisasi pemersatu kaum guru yang bersifat unitaristis, independent dan non partai politik dan merupakan suatu sarana usaha kepentingan-kepentingan kaum guru bagi pembangunan / penbinaan profesinya dan pendidikan pada umumnya dan pengabdian terhadap tanah air dan bangsa serta umat manusia secara keseluruhan.
4. PGRI adalah suatu organisasi profesi guru yang lahir, mengemban dan mewariskan nilai-nilai angkatan’45 secara continue setiap organisasi (penerus) Bangsa Indonesia.







BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini kami mengambil sebuah kesimpulan bahwa Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) saat ini merupakan haisl dari serangkaian sejarah yang begitu panjang, peran serta kaum guru dalam mewarnai dan mempertahankan kemerdekaan tidak hanya sebatas pada ranah pendidikan saja, namun telah meluas sampai pada perjuangan yang lain.
PGRI juga telah banyak ikut serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia serta kesejahteraan kaumnya, sehingga guru semakin maju dan bisa lebih semangat dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kualitas anak bangsa lewat pendidikan.

3.2 Saran
Dari makalah ini kami mnyampaikan saran kepada para guru dan calon guru untuk kembali menata barisan untuk berjuang demi kemajuan pendidikan Indonesia. Guru bukan hanya suatu pekerjaan yang menghasilkan uang saja namun juga tanggung jawab menghasilkan output berupa kuwalitas warga negara yang bisa mempertahankan kemerdekaan.
Maka penting sekali untuk guru meningkatkan profesionalisme dengan terus banyak belajar, agar kualitas guru semakin maju, seperti juga perjuangan para guru dalam mengisi kehidupan bangsa sekitar tahun 1945-1958 yang salah hasilnya bisa dinikmati sampai saat ini. semoga sebagai guru kita benar-benar bisa mengemban tugas kita dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
PGRI dari masa ke masa.jakrta:YPLP PGRI
Sejarah perjuangan dan jati diri PGRI. surabaya:YPLP PGRI.
BAB I
PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang cara pembelajaran yang baik tentunya sangat penting untuk para mahasiswa yang mengambil fakultas pendidikan, baik nantinya digunakan untuk meningkatkan profesionalisme sebagai guru, atau digunakan tidak sebagai guru misal sebagai pengamat pendidikan atau hanya orang tua murid.
Di dalam proses pembelajaran guru adalah komponen yang penting karena guru adalah salah satu faktor sukses tidaknya pembelajaran, selain juga komponen-komponen yang lain yang tidak bisa dipisahkan. Menurut Hamalik pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitator, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2008: 124).
Penyajian materi apapun terutama matematika , tentunya tidak serta merta menyampaikan begitu saja, tetapi seharusnya didasari pada teori psikologi pembelajaran. Karena bagaimanapun matematika dan pembelajaran tidak akan lepas dari teori psikologi yang mendasarinya. Dalam buku strategi pembelajaran matematika kontemporer menyebutkan, proses pembelajaran adalah pembentukan siswa untuk menuju pada pembangunan manusia seutuhnya, (Erman). siswa bukanlah kelinci percobaan, karena itulah begitu penting sekali kita mengkaji tentang teori psikologi.
Tentunya bagi guru sangat penting sekali mempelajari tentang materi ini sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme terutama saat mengajar di dalam kelas. Lebih lanjut bagaimana yang dimaksud teori psikologi pembelajaran, yang salah satunya adalah teori yang dikemukakan Bruner, seperti apa wujud aplikasinya teori pembelajaran oleh Bruner, atas dasar latar belakang itulah dibuat makalah ini. Semoga bermanfaat.

1.2 Rumusan masalah
Dalam makalah ini kami mempunyai pembahasan yang sekaligus sebagia batasan masalah diantaranya yakni:
1.2.1 Apakah yang dimaksud tentang teori psikologi pembelajaran dan apakah penting seorang guru mempelajarinya?
1.2.2 Seperti apa wujud dari teori Bruner itu?
1.2.3 Bagaimana wujud aplikasi teori Bruner pada pembelajaran matematika?

1.3 Tujuan penulisan
Adapun makalah kami ini bertujuan untuk :
1.3.1 Agar para mahasiswa dapat lebih mengetahui konsep tentang apa itu teori Bruner.
1.3.2 Agar mahasiswa khususnya penyusun makalah dapat lebih mendalami sehinga bisa membantu mahasiswa lain dalam memahami bab ini.
1.3.3 Agar mahasiswa mampu dan siap untuk menjadi pengajar yang professional










BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian teori psikologi pembelajaran
Psikologi belajar atau teori mengajar atau disebut pula dengan teori pembelajaran adalah teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) siswa. Teori psikologi pembelajaran berisi petunjuk tentang bagaimana semestinya mengajar siswa pada usia tertentu. Didalam teori psikologi megajar terdapat prosedur dan tujuan mengajar yang keduanya tidak bisa dipisahkan.
Teori pembelajaran matematika akan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan sebagai guru matematika, karena dengan menguasai materi ini serta aplikasnya akan meningkatkan wawasan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Guru harus mengetahui tingkat perkembangan mental anak dan bagaimana pengajaran yang harus disesuaikan dengan tahapan-tahapan perkembangan tersebut.
Begitu pentingnya pengetahuan tentang teori pembelajaran dalam sistem menyampaikan materi di depan kelas, sehingga setiap metode pengajaran harus disesuaikan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh ahli pendidikan. Beberapa teori belajar dalam psikologi diaplikasikan dalam pendidikan dan diungkapkan bagaimana implikasinya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Salah satunya yaitu tentang teori Bruner, yang akan diterangkan pada sub bab berikut ini

2.2 Teori Psikologi Berdasarkan Teori Bruner.
Teori ini ditemukan oleh Jerome Bruner, Bruner dilahirkan pada tahun 1915. Jerome Bruner, seorang ahli psikologi yang terkenal telah banyak menyumbang dalam penulisan teori pembelajaran, proses pengajaran dan falsafah pendidikan dalam teorinya ia menyaratakan bahwa belajar matematika akan lebih mudah apabila pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, serta diarahkan pada hubungan antara keduanya. Dia juga menyatakan materi yang mempunyai pola atau struktur tertentu akan mudah dipahami dan diingat siswa.
Teori Bruner dikenal dengan nama belajar penemuan (discovery learning). Menurutnya pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan. Diantaranya adalah Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat, Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik, Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.
Bruner menyarankan keaktifan siswa dalam proses belajar secara penuh, melalui teorinya ia mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Melalui alat peraga anak akan menemukan keteraturan dan pola yang terstruktur. Kemudian keteraturan tersebut oleh anak akan dihubungkan dengan keterangan intuitif yang telah melekat pada dirinya.
Bruner mengungkapkan dalam teorinya bahwa dalam proes pembelajaran anak akan melewati 3 tahap yaitu:
2.2.1 Enaktif merupakan tahap dimana peserta didik di dalam belajarnya menggunakan objek-objek secara langsung.
2.2.2 Ikonik merupakan tahap dimana anak mulai menggunakan tahap gambar dari objek saja, tidak menggunakan secara langsung.
2.2.3 Simbolik merupakan tahap di mana anak mulai menggunakan simbol simbol secara langsung dan tidak ada kaitannya dengan objek-objek.
Dalam pengamatannya Bruner kemudian menyusun sebuah teorema/dalil yang kemudian dapat diaplikasikan dalam pembelajaran terutama pembelajaran metematika disekolah. Adapun penjabarannya akan diterangkan pada sub bab berikut ini.

2.3 Aplikasi teori bruner pada pembelajaran.
Adapun jumlah teorima Bruner berjumlah empat yakni sebagai berikut:
a. Teorima kontruksi (contruction theorem)
Teori ini menyatakan bahwa cara terbaik bagi seorang peserta didik untuk memulai belajar konsep dan prinsip di dalam matematika adalah dengan mengkonstuksi konsep dan prinsip itu. Jika pengajar ingin mengarahkan kemampuan anak untuk menguasai konsep, teorema, definisi dan semacamnya, anak harus dilatih dan diarahkan untuk melakukan penyusunan representatifnya.
Jika anak aktif dan terlibat dalam kegiatan mempelajari konsep yang dilakukan dengan jalan memperlihatkan representasi konsep tersebut maka anak akan lebih memahaminya. Apalagi bila penyusunan ide-ide tersebut anak disertai dengan bantuan benda-benda konkrit, maka mereka akan lebih mudah mengingat ide-ide yang dipelajarinya itu. Dalam tahap ini anak mendapatkan penguatan yang diakibatkan interaksinya dengan benda konkrit yang dimanipulasinya. Semisal: pembelajaran tentang perkalian yang didasarkan pada prinsip penjumlahan berulang, maka anak diarahkan pada alat peraga berupa garis bilangan. Sebagai contoh untuk memperlihatkan perkalian 3x4, ini berarti pada garis bilangan meloncat 3x dengan loncatan sejauh 4 satuan, hasil loncatan tersebut kita periksa ternyata hasilnya 12. Dengan mengulangi hasil percobaan seperti itu, anak akan memahami dengan pengertian yang dalam.

b. Teorima notasi (notation theorem)
Teorima ini menyatakan bahwa konstruksi permulaan belajar dibuat lebih sederhana secara kognitif dan dapat dimengerti lebih baik oleh peseta didik, jika konstruksi itu menurut notasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik. Ini berarti untuk menyatakan sebuah rumus, maka notasinya harus dapat difahami anak, tidak rumit dan mudah di mengerti.
Notasi yang diberikan juga harus tahap demi tahap dan bersifat berurutan dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit, penyajian ini dalam matematika disebut pendekatan spiral. Misalnya untuk menyatakan fungsi
f(x)=3x-1
Kita menggunakan notasi
 = (3 x ∆) – 1
Bagi anak yang sudah mempelajari fungsi lebih lanjud diberikan notasi
{(x,y)| y =3x-1, x,y € R}

c. Teorema pengkontrasan dan keanekaragaman (contrast and variation theorem)
Teorema ini menyatakan bahwa prosedur belajar gagasan-gagasan matematika dari konkrit menuju ke abstrak harus disertakan Pengkontrasan dan variasinya. Pengkontrasan dan variasi sangat penting dalam melakukan pengubahan konsep agar difahami dengan mendalam, diperlukan contoh-contoh yang banyak, sehingga anak mampu mengetahui karakteristik konsep tersebut. Anak perlu diberi contoh yang sesuai dengan rumusan juga contoh yang tidak sesuai. Harapannya adalah agar anak tidak mengalami salah pengertian terhadap konsep yang sedang dipelajari.
Konsep yang diterangkan dengan contoh dan bukan contoh adalah suatu cara pengkontrasan. Melalui cara ini anak akan mudah memahami arti karakter konsep yang diberikan. Sebagai contoh untuk menjelaskan pengertian persegi panjang, anak harus diberi contoh bujursangkar, belah ketupat, jajar genjang, dan bangun yang lain.

d. Teorima pengaitan ( conectivity teorem)
Teorima ini menyatakan bahwa dalam matematika setiap konsep, struktur dan ketrampilan dihubungkan dengan konsep, struktur dan ketrampilan yang lain. Hal ini karena ada keterkaitan yang sangat erat baik dari segi isi, namun juga dari segi rumus-rumus yang digunakan. Materi yang satu mungkin merupakan persaratan bagi materi yang lainnya, atau suatu konsep tertentu diperlukan untuk menjelaskan konsep lainnya. Misalnya tentang kuadrat, kuadrat akan ada hubungannya dengan hukum pythagoras serta terkait dengan materi lain seperti persamaan kuadrat.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketika kita benar-benar ingin menjadi seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan, lebih khusus lagi ke pembelajaran maka kita harus benar-benar terjun mempelajari segala yang berkaitan dengan pembelajaran, salah satunya dengan mempelajari dasar dan proses pembelajaran. Didalamnya ada banyak pembahasan, diantaranya adalah teori-teori tentang pembelajaran pada matematika, pada makalah ini membahas tentang teori Bruner yang isinya sebagi berikut:
3.1.1 Teori Bruner berpendapat bahwa belajar matematika akan lebih berhasil bila proses pengajaran diarahkan pada konsep dan struktur serta keterkaitan antara keduannya.
3.1.2 Dalam teorinya Bruner lebih menekankan keaktifan siswa dengan memberikan kesempatan untuk memanipulasi alat peraga.
3.1.3 Menurut Bruner lewat penelitiannya pada proses pembelajaran matematika seharusnya mempunyai tahapan-tahapan yaitu Enaktif, Ikonik, dan Simbolik.
3.1.4 Selanjudnya Bruner lewat penelitiannya menghasilkan teorema yang bisa digunakan pada pembelajaran matematika yakni: Teorema kontruksi Yaitu suatu teorema yang menitik beratkan pada penggunaan konstruksi atau alat peraga secara langsung. Teorema notasi yaitu sebuah teorima yang menggambarkan bahwa anak akan lebih berhasil dalam belajar apabila menggunakan notasi yang sesuai dengan keadaan mental si anak. Teorima pengkontrasan yaitu sebuah teorima yang menggunakan contoh-contoh yang bervariasi sehingga anak lebih mudah mengetahui hakikat suatu konsep, karena ada perbandingan. Teorima konektifitas yaitu dengan mengaitkan materi satu dengan yang lainnya.


3.2 Saran
Dari proses pembutan makalah ini penulis mempunyai sebuah saran untuk para pembaca, khususnya pembaca yang berkeinginan mendalami dunia pengajaran yakni Untuk lebih meningkatkan profesionalisme diharapkan lebih banyak membaca buku tantang teori psikologi pembelajaran, dan semua buku yang terkait. Mencoba menerapkannya pada kenyataan dalam proses pengajaran yang sebenarnya. Selalu Up Date dengan metode ataupun teori-teori yang lain yang dapat menunjang pengetahuan tentang pengajaran.
Selain itu perlu juga seorang guru memperhatikan bahwa Dalam pembelajaran peserta didik hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta struktur-struktur, supaya mereka dianjurakan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka menemukan konsep, prinsip maupun struktur itu sendiri.
















DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,Oemar.2008.kurikulum dan pembelajaran. Jakarta:sinar grafika
Hudojo, Herman.1988.mengajar belajar matematika.jakarta
Widiyatmoko, Arif.2008. Jerome bruner:belajar penemuan. http://arifwidiyatmoko.wordpress.com :13.mei. 2011
Suherman,Erman.dkk.strategi pembelajaran matematika kontemporer. Universitas pendidikan indonesia.jica
MATERI
Aplikasi Teori Bruner dalam Pembelajaran

1.1 Pengertian teori psikologi pembelajaran
Psikologi belajar atau teori mengajar atau disebut pula dengan teori pembelajaran adalah teori yang mempelajari perkembangan intelektual(mental)siswa. Teori psikologi pembelajaran berisi petunjuk tentang bagaimana semestinya mengajar siswa pada usia tertentu. Didalam teori psikologi megajar terdapat prosedur dan tujuan mengajar yang keduanya tidak bisa dipisahkan.
Teori pembelajaran matematika akan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan sebagai guru matematika, karena dengan menguasai materi ini serta aplikasnya akan meningkatkan wawasan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Guru harus mengetahui tingkat perkembangan mental anak dan bagaimana pengajaran yang harus disesuaikan dengan tahapan-tahapan perkembangan tersebut.
Begitu pentingnya pengetahuan tentang teori pembelajaran dalam sistem menyampaikan materi di depan kelas, sehingga setiap metode pengajaran harus disesuaikan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh ahli pendidikan. Beberapa teori belajar dalam psikologi diaplikasikan dalam pendidikan dan diungkapkan bagaimana implikasinya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Salah satunya yaitu tentang teori bruner, yang akan diterangkan pada sub bab berikut ini

2.2 Teori Psikologi Berdasarkan Teori Bruner.
Teori ini ditemukan oleh Jerome Bruner, Bruner dilahirkan pada tahun 1915. Jerome Bruner, seorang ahli psikologi yang terkenal telah banyak menyumbang dalam penulisan teori pembelajaran, proses pengajaran dan falsafah pendidikan dalam teorinya ia menyaratakan bahwa belajar matematika akan lebih mudah apabila pengajaran diarahkan kepada konsep-kosep dan struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, serta diarahkan pada hubungan antara keduanya., dia juga menyatakan materi yang mempunyai pola atau struktur tertentu akan mudah dipahami dan diingat siswa.
Menurutnya pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan. Diantaranya adalah Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat, Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik, Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.
Bruner menyarankan keaktifam siswa dalam proses belajar secara penuh, melalui teorinya ia mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda(alat peraga). Melalui alat peraga anak akan menemukan keteraturan dan pola yang terstruktur.

Bruner mengungkapkan dalam teorinya bahwa dalam proes pembelajaran anak akan melewati 3 tahap yaitu:
a. Enaktif merupakan tahap dimana peserta didik di dalam belajarnya menggunakan objek-objek secara langsung.
b. Ikonik merupakan tahap dimana anak mulai menggunakan tahap gambar dari objek saja, tidak menggunakan secara langsung.
c. Simbolik merupakan tahap dimana anak mulai menggunakan simbol simbol secara langsungdan tidak ada kaitannya dengan objek-objek.

Dalam pengamatannya bruner kemudian menyusun sebuah teorima/dalil yang kemudian dapat diaplikasikan dalam pembeajaran metematika disekolah. Adapun penjabarannya akan diterangka pada sub bab berikut ini.

2.3 Aplikasi teori bruner pada pembelajaran.
Adapun jumlah teorima bruner berjumlah empat yakni sebagia berikut:
a. Teorima kontruksi(contruction theorem)
Teori ini menyatakan bahwa cara bagi seorang peserta didik untuk memulai belajar konsep dan prinsip didalam matematika adalah dengan mengkonstuksi konsep dan prinsip itu. Jika pengajar ingin mengarahkan kemampuan anak untuk menguasia konsep, teorima, definisi dan semacamnya, anak harus dilatih dan diarahkan untuk melakukan penyusunan representatifnaya.
Jika anak aktif dan terlibat dalam kegiatan mempelajari konsep yang dilakukan dengan jalan memperlihatkan representasi konsep tersebut maka anak akan lebih memahaminya. Apalagi bila penyusunan ide-ide tersebut anak disertai dengan bantuan benda-benda konkrit. Dalam tahap ini anak mendapatkan penguatan yang diakibatkan interaksinya dengan benda konkrit yang dimanipulasinya. Semisal: pembelajaran tentang perkalian yang didasarkan pada prinsip penjumlahan berulang, maka anak diarahkan pada alat peraga berupa garis bilangan. Sebagai contoh untuk memperlihatkan perkalian 3x4, ini berarti pada garis bilangan meloncat 3x dengan loncatan sejauh 4 satuan,


hasil loncatan tersebut kita periksa ternyata hasilnya 12. Dengan mengulangi hasil percobaan seperti itu, anak akan memehami dengan pengertian yang dalam.

b. Teorima notasi(notation theorem)
teorima ini menyatakan bahwa konstruksi permulaan belajar dibuat lebih sederhana secara kognitif dan dapat dimengerti lebih baik oleh peseta didik, jika konstruksi itu menurut notasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik. Ini berarti untuk menyatakan sebuah rumus, maka notasinya harus dapat difahami anak, tidak rumit dan mudah dimengerti.
Notasi yang diberikan juga harus tahap demi tahap dan bersifat berurutan dari yang paling sederhan sampai yang paling rumit, penyajian ini dalam matematika disebut pendekatan spiral. Misalnya untuk menyatakan fungsi
Pembagian sorang guru bisa memebagi bilangan yang dikalikan dengan sebuah benda sebagai pengganti notasi misal 6 : 3 maka dapat ditulis

Dibagi kepada


Maka setiap orang pada gambar itu mendapat bagian masing-masing sebanyak …….

c. Teorima pengkontrasan dan keaneekaragaman(contrast and variation theorem)
teorima ini mentakan bahwa prosedur belajar gagasan-gagasan matematika dari konkrit menuju ke abstrak harus disertakan Pengkontrasan dan variasinya. Pengkontrasan dan variasi sangat penting dalam melakukan pengubahan konsep difahami dengan mendalam, diperlukan contoh-contoh yang banyak, sehingga anak mampu mengetahui karakteristik konsep tersebut. Anak perlu diberi contoh yang sesuai dengan rumusan juga contoh yang tidak sesuai. Harapannya adalah agar anak tidak mengalami salah pengertian terhadap konsep yang sedang dipelajari.
Konsep yang diterangkan dengan contoh dan bukan contoh adalah suatu cara pengkontrasan. Melalui cara ini anak akan mudah memahami arti karakter konsep yang diberikan. Sebagai contoh untuk menjelaskan pengertian persegi panjang, anak harus diberi contoh bujursangkar, belah ketupat, jajar genjang dan bangun yang lain.




d. Teorima pengaitan( conectivity teorem)
Teorima ini menyatakan bahwa dalam matematika setiap konsep, struktur dan ketrampilan dihubungkan dengan konsep, struktur dan ketrampilan yang lain. Hal ini karena ada keterkaitan yang sangat erat baik dari segi isi, namun juga dari segi rumus-rumus yang digunakan. Materi yang satu mungkin merupkan persaratan bagi materi yang lainnya, atau suatu konsep tertentu diperlukan untuk menjelaskan konsep lainnya. Misalnya tentang kuadrat, kuadrat akan ada hubungannya dengan hukum pitagoras serta terkait dengan materi lain seperti persamaan kuadrat.

permulaan

menjadi mahasiswa itu harus dimulai dari diri sendiri, karena menurut hukum pendidikan input yang baik akan mempengaruhi output juga. jadi bila anda menjadi mahasiswa janga setengah-setengah, karena akan sia-sia saja. salam semangat.....