Senin, 13 Juni 2011

BAB I
PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang
Pengetahuan tentang cara pembelajaran yang baik tentunya sangat penting untuk para mahasiswa yang mengambil fakultas pendidikan, baik nantinya digunakan untuk meningkatkan profesionalisme sebagai guru, atau digunakan tidak sebagai guru misal sebagai pengamat pendidikan atau hanya orang tua murid.
Di dalam proses pembelajaran guru adalah komponen yang penting karena guru adalah salah satu faktor sukses tidaknya pembelajaran, selain juga komponen-komponen yang lain yang tidak bisa dipisahkan. Menurut Hamalik pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitator, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 2008: 124).
Penyajian materi apapun terutama matematika , tentunya tidak serta merta menyampaikan begitu saja, tetapi seharusnya didasari pada teori psikologi pembelajaran. Karena bagaimanapun matematika dan pembelajaran tidak akan lepas dari teori psikologi yang mendasarinya. Dalam buku strategi pembelajaran matematika kontemporer menyebutkan, proses pembelajaran adalah pembentukan siswa untuk menuju pada pembangunan manusia seutuhnya, (Erman). siswa bukanlah kelinci percobaan, karena itulah begitu penting sekali kita mengkaji tentang teori psikologi.
Tentunya bagi guru sangat penting sekali mempelajari tentang materi ini sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme terutama saat mengajar di dalam kelas. Lebih lanjut bagaimana yang dimaksud teori psikologi pembelajaran, yang salah satunya adalah teori yang dikemukakan Bruner, seperti apa wujud aplikasinya teori pembelajaran oleh Bruner, atas dasar latar belakang itulah dibuat makalah ini. Semoga bermanfaat.

1.2 Rumusan masalah
Dalam makalah ini kami mempunyai pembahasan yang sekaligus sebagia batasan masalah diantaranya yakni:
1.2.1 Apakah yang dimaksud tentang teori psikologi pembelajaran dan apakah penting seorang guru mempelajarinya?
1.2.2 Seperti apa wujud dari teori Bruner itu?
1.2.3 Bagaimana wujud aplikasi teori Bruner pada pembelajaran matematika?

1.3 Tujuan penulisan
Adapun makalah kami ini bertujuan untuk :
1.3.1 Agar para mahasiswa dapat lebih mengetahui konsep tentang apa itu teori Bruner.
1.3.2 Agar mahasiswa khususnya penyusun makalah dapat lebih mendalami sehinga bisa membantu mahasiswa lain dalam memahami bab ini.
1.3.3 Agar mahasiswa mampu dan siap untuk menjadi pengajar yang professional










BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian teori psikologi pembelajaran
Psikologi belajar atau teori mengajar atau disebut pula dengan teori pembelajaran adalah teori yang mempelajari perkembangan intelektual (mental) siswa. Teori psikologi pembelajaran berisi petunjuk tentang bagaimana semestinya mengajar siswa pada usia tertentu. Didalam teori psikologi megajar terdapat prosedur dan tujuan mengajar yang keduanya tidak bisa dipisahkan.
Teori pembelajaran matematika akan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan sebagai guru matematika, karena dengan menguasai materi ini serta aplikasnya akan meningkatkan wawasan dan kemampuan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Guru harus mengetahui tingkat perkembangan mental anak dan bagaimana pengajaran yang harus disesuaikan dengan tahapan-tahapan perkembangan tersebut.
Begitu pentingnya pengetahuan tentang teori pembelajaran dalam sistem menyampaikan materi di depan kelas, sehingga setiap metode pengajaran harus disesuaikan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh ahli pendidikan. Beberapa teori belajar dalam psikologi diaplikasikan dalam pendidikan dan diungkapkan bagaimana implikasinya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika. Salah satunya yaitu tentang teori Bruner, yang akan diterangkan pada sub bab berikut ini

2.2 Teori Psikologi Berdasarkan Teori Bruner.
Teori ini ditemukan oleh Jerome Bruner, Bruner dilahirkan pada tahun 1915. Jerome Bruner, seorang ahli psikologi yang terkenal telah banyak menyumbang dalam penulisan teori pembelajaran, proses pengajaran dan falsafah pendidikan dalam teorinya ia menyaratakan bahwa belajar matematika akan lebih mudah apabila pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, serta diarahkan pada hubungan antara keduanya. Dia juga menyatakan materi yang mempunyai pola atau struktur tertentu akan mudah dipahami dan diingat siswa.
Teori Bruner dikenal dengan nama belajar penemuan (discovery learning). Menurutnya pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan. Diantaranya adalah Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat, Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik, Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.
Bruner menyarankan keaktifan siswa dalam proses belajar secara penuh, melalui teorinya ia mengungkapkan bahwa dalam proses pembelajaran anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Melalui alat peraga anak akan menemukan keteraturan dan pola yang terstruktur. Kemudian keteraturan tersebut oleh anak akan dihubungkan dengan keterangan intuitif yang telah melekat pada dirinya.
Bruner mengungkapkan dalam teorinya bahwa dalam proes pembelajaran anak akan melewati 3 tahap yaitu:
2.2.1 Enaktif merupakan tahap dimana peserta didik di dalam belajarnya menggunakan objek-objek secara langsung.
2.2.2 Ikonik merupakan tahap dimana anak mulai menggunakan tahap gambar dari objek saja, tidak menggunakan secara langsung.
2.2.3 Simbolik merupakan tahap di mana anak mulai menggunakan simbol simbol secara langsung dan tidak ada kaitannya dengan objek-objek.
Dalam pengamatannya Bruner kemudian menyusun sebuah teorema/dalil yang kemudian dapat diaplikasikan dalam pembelajaran terutama pembelajaran metematika disekolah. Adapun penjabarannya akan diterangkan pada sub bab berikut ini.

2.3 Aplikasi teori bruner pada pembelajaran.
Adapun jumlah teorima Bruner berjumlah empat yakni sebagai berikut:
a. Teorima kontruksi (contruction theorem)
Teori ini menyatakan bahwa cara terbaik bagi seorang peserta didik untuk memulai belajar konsep dan prinsip di dalam matematika adalah dengan mengkonstuksi konsep dan prinsip itu. Jika pengajar ingin mengarahkan kemampuan anak untuk menguasai konsep, teorema, definisi dan semacamnya, anak harus dilatih dan diarahkan untuk melakukan penyusunan representatifnya.
Jika anak aktif dan terlibat dalam kegiatan mempelajari konsep yang dilakukan dengan jalan memperlihatkan representasi konsep tersebut maka anak akan lebih memahaminya. Apalagi bila penyusunan ide-ide tersebut anak disertai dengan bantuan benda-benda konkrit, maka mereka akan lebih mudah mengingat ide-ide yang dipelajarinya itu. Dalam tahap ini anak mendapatkan penguatan yang diakibatkan interaksinya dengan benda konkrit yang dimanipulasinya. Semisal: pembelajaran tentang perkalian yang didasarkan pada prinsip penjumlahan berulang, maka anak diarahkan pada alat peraga berupa garis bilangan. Sebagai contoh untuk memperlihatkan perkalian 3x4, ini berarti pada garis bilangan meloncat 3x dengan loncatan sejauh 4 satuan, hasil loncatan tersebut kita periksa ternyata hasilnya 12. Dengan mengulangi hasil percobaan seperti itu, anak akan memahami dengan pengertian yang dalam.

b. Teorima notasi (notation theorem)
Teorima ini menyatakan bahwa konstruksi permulaan belajar dibuat lebih sederhana secara kognitif dan dapat dimengerti lebih baik oleh peseta didik, jika konstruksi itu menurut notasi yang sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik. Ini berarti untuk menyatakan sebuah rumus, maka notasinya harus dapat difahami anak, tidak rumit dan mudah di mengerti.
Notasi yang diberikan juga harus tahap demi tahap dan bersifat berurutan dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit, penyajian ini dalam matematika disebut pendekatan spiral. Misalnya untuk menyatakan fungsi
f(x)=3x-1
Kita menggunakan notasi
 = (3 x ∆) – 1
Bagi anak yang sudah mempelajari fungsi lebih lanjud diberikan notasi
{(x,y)| y =3x-1, x,y € R}

c. Teorema pengkontrasan dan keanekaragaman (contrast and variation theorem)
Teorema ini menyatakan bahwa prosedur belajar gagasan-gagasan matematika dari konkrit menuju ke abstrak harus disertakan Pengkontrasan dan variasinya. Pengkontrasan dan variasi sangat penting dalam melakukan pengubahan konsep agar difahami dengan mendalam, diperlukan contoh-contoh yang banyak, sehingga anak mampu mengetahui karakteristik konsep tersebut. Anak perlu diberi contoh yang sesuai dengan rumusan juga contoh yang tidak sesuai. Harapannya adalah agar anak tidak mengalami salah pengertian terhadap konsep yang sedang dipelajari.
Konsep yang diterangkan dengan contoh dan bukan contoh adalah suatu cara pengkontrasan. Melalui cara ini anak akan mudah memahami arti karakter konsep yang diberikan. Sebagai contoh untuk menjelaskan pengertian persegi panjang, anak harus diberi contoh bujursangkar, belah ketupat, jajar genjang, dan bangun yang lain.

d. Teorima pengaitan ( conectivity teorem)
Teorima ini menyatakan bahwa dalam matematika setiap konsep, struktur dan ketrampilan dihubungkan dengan konsep, struktur dan ketrampilan yang lain. Hal ini karena ada keterkaitan yang sangat erat baik dari segi isi, namun juga dari segi rumus-rumus yang digunakan. Materi yang satu mungkin merupakan persaratan bagi materi yang lainnya, atau suatu konsep tertentu diperlukan untuk menjelaskan konsep lainnya. Misalnya tentang kuadrat, kuadrat akan ada hubungannya dengan hukum pythagoras serta terkait dengan materi lain seperti persamaan kuadrat.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketika kita benar-benar ingin menjadi seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan, lebih khusus lagi ke pembelajaran maka kita harus benar-benar terjun mempelajari segala yang berkaitan dengan pembelajaran, salah satunya dengan mempelajari dasar dan proses pembelajaran. Didalamnya ada banyak pembahasan, diantaranya adalah teori-teori tentang pembelajaran pada matematika, pada makalah ini membahas tentang teori Bruner yang isinya sebagi berikut:
3.1.1 Teori Bruner berpendapat bahwa belajar matematika akan lebih berhasil bila proses pengajaran diarahkan pada konsep dan struktur serta keterkaitan antara keduannya.
3.1.2 Dalam teorinya Bruner lebih menekankan keaktifan siswa dengan memberikan kesempatan untuk memanipulasi alat peraga.
3.1.3 Menurut Bruner lewat penelitiannya pada proses pembelajaran matematika seharusnya mempunyai tahapan-tahapan yaitu Enaktif, Ikonik, dan Simbolik.
3.1.4 Selanjudnya Bruner lewat penelitiannya menghasilkan teorema yang bisa digunakan pada pembelajaran matematika yakni: Teorema kontruksi Yaitu suatu teorema yang menitik beratkan pada penggunaan konstruksi atau alat peraga secara langsung. Teorema notasi yaitu sebuah teorima yang menggambarkan bahwa anak akan lebih berhasil dalam belajar apabila menggunakan notasi yang sesuai dengan keadaan mental si anak. Teorima pengkontrasan yaitu sebuah teorima yang menggunakan contoh-contoh yang bervariasi sehingga anak lebih mudah mengetahui hakikat suatu konsep, karena ada perbandingan. Teorima konektifitas yaitu dengan mengaitkan materi satu dengan yang lainnya.


3.2 Saran
Dari proses pembutan makalah ini penulis mempunyai sebuah saran untuk para pembaca, khususnya pembaca yang berkeinginan mendalami dunia pengajaran yakni Untuk lebih meningkatkan profesionalisme diharapkan lebih banyak membaca buku tantang teori psikologi pembelajaran, dan semua buku yang terkait. Mencoba menerapkannya pada kenyataan dalam proses pengajaran yang sebenarnya. Selalu Up Date dengan metode ataupun teori-teori yang lain yang dapat menunjang pengetahuan tentang pengajaran.
Selain itu perlu juga seorang guru memperhatikan bahwa Dalam pembelajaran peserta didik hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta struktur-struktur, supaya mereka dianjurakan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman dan melakukan eksperimen-eksperimen yang mengizinkan mereka menemukan konsep, prinsip maupun struktur itu sendiri.
















DAFTAR PUSTAKA
Hamalik,Oemar.2008.kurikulum dan pembelajaran. Jakarta:sinar grafika
Hudojo, Herman.1988.mengajar belajar matematika.jakarta
Widiyatmoko, Arif.2008. Jerome bruner:belajar penemuan. http://arifwidiyatmoko.wordpress.com :13.mei. 2011
Suherman,Erman.dkk.strategi pembelajaran matematika kontemporer. Universitas pendidikan indonesia.jica

Tidak ada komentar:

Posting Komentar